Cinta. Satu kata yang tak mengenal lelah dalam mencari arti katanya. Segudang cerita dan bahasa baik konkrit dan abstrak telah mengemuka. Kadang aku merasa cinta itu begitu sakral..sehingga aku berkesimpulan, mungkin aku tidak pantas untuk memilikinya. Cintanya yang begitu putih, tulus, dan suci..
Cinta. Kau tidak bisa terburu-buru, juga tidak bisa berdiam diri. Karena disana ada waktu yang berbatas, yang menjadi hakim dalam memutuskan perkara kau akan bahagia atau nelangsa. Namun cinta selayaknya waktu, ia bagaikan pedang. Jika kau mampu mengendalikannya, ia akan selalu menjadi harapan yang melambungkan semangat. Tapi jika kau terjebak didalamnya, kau akan terlena..terbuai..hingga mabuk, tak mengenal lagi siapa dirimu sebenarnya.
Cinta. Entah kemana lagi harus ku cari. Dan cinta yang bagaimanakah yang harus kupilih, yang akan kujalani. Parameter apa yang harus kupakai dalam menentukan masa depan hidup bersama. Telah banyak yang hadir mengisi potongan alur kisah pencarian cintaku. Baik yang kusadari, yang tidak kusadari, yang kutanggapi, yang tidak kutanggapi. Begitu rumit, meski aku sangat tidak suka hal ini. Begitu pusing, padahal aku selalu ingin santai.
Cinta. Aku percaya pada-Nya, yang memberi anugerah cinta itu. Ketika semua kegalauan, dilema, kesedihan, kebingungan, ketakutan memenuhi pikiran..maka hanya ada satu solusi, berdoa pada-Nya. Sang Maha Pencinta. Ketenangan akan diraih, kepastian akan terungkap, dan hati pasrah akan titipan cinta dari-Nya untukku.
Cinta. Cukup sudah. Sekian saja. Habis perkara.